Sabtu, 21 Februari 2009

Global Warming


Apa Itu Global Warming ?

Global Warming / Pemanasan Global adalah peningkatan suhu rata-rata dari Bumi dari dekat-permukaan air dan lautan sejak pertengahan abad kedua puluh dan diproyeksikan lanjutan. Permukaan suhu global meningkat 0,74 ± 0,18 ° C (1,33 ± 0,32 ° F) selama 100 tahun yang berakhir pada 2005. [1] [2] The Intergovernmental Panel tentang Perubahan Iklim (IPCC) menyimpulkan bahwa sebagian besar peningkatan suhu sejak pertengahan abad kedua puluh adalah "sangat mungkin" disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca anthropogenic, [2] [1] dan fenomena alam seperti variasi matahari dan gunung berapi mungkin telah kecil dari efek pemanasan pra-industri kali untuk 1950 dan efek pendinginan yang kecil Dari 1950 selanjutnya. [3] [4] kesimpulan dasar ini telah didukung oleh masyarakat ilmiah dan 30 akademi ilmu pengetahuan, [5] termasuk seluruh akademi sains nasional dari negara-negara industri utama.

Proyeksi model iklim global menunjukkan bahwa suhu permukaan akan naik lagi 1,1-6,4 ° C (2,0-11,5 ° F) selama dua puluh abad pertama. [1] Peningkatan suhu global akan menyebabkan permukaan laut akan meningkat dan mengubah jumlah dan pola hujan, kemungkinan termasuk bentangan dari gurun daerah subtropis. [9] Lain-lain termasuk kemungkinan efek Arctic dan mengakibatkan berkurangnya Arctic methane release, penyusutan dari hutan hujan Amazon, peningkatan intensitas dari peristiwa cuaca ekstrim, perubahan dalam hasil pertanian, modifikasi rute perdagangan, gletser mundur, spesies extinctions dan perubahan dalam rentang penyakit vektor.

Penyebab Global Warming

Efek Rumah Kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dengan efek rumah kaca[3] (tanpanya suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi). Akan tetapi sebaliknya, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya

Akibat Dari Global Warming

Kita semua tahu bersama tentang permasalahan yang dialami oleh bumi yang sedang marak diperbincangkan, akrab dipanggil oleh masyarakat dunia dengan sebutan global warming. IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) melaporkan penelitiannya bahwa suhu bumi saat ini mencapai 0,15 - 0,30 C. Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari sekarang) lapisan es di kutub-kutub bumi akan habis mencair. Dan jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi krisis kekurangan air tawar, sehingga kelaparan pun akan meluas di seantero jagat.

Udara akan sangat panas, jutaan orang akan saling memperebut bahan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Udara segar pun menjadi asing untuk dihirup, nafas tersengal oleh asap dan debu. Rumah-rumah yang didirikan dipesisir pantai terhempas kencangnya ombak dan semakin lama terendam air laut. Luapan air laut makin lama semakin meluas, sehingga akhirnya menelan seluruh pulau tempat kita berpijak. Harta benda yang kita anggap berharga pun akan ikut lenyap, begitu pula dengan nyawa manusia.

Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan Pesisir dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak kalah mengerikan. Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkat setinggi 0,8 cm. Jika suhu bumi terus meningkat, maka diperkirakan, pada tahun 2050 daerah-daerah di Jakarta (seperti : Kosambi, Penjaringan, dan Cilincing) dan Bekasi (seperti : Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya) akan terendam seluruhnya.

Kita semua sudah mengetahuinya, dan sebagian orang tetap mencoba untuk memberitahukan bahwa kejadian ini benar-benar akan terjadi pada bumi, ironisnya kesadaran yang timbul dibenak masyarakat masih belum juga tumbuh secara keseluruhan termasuk juga rasa kepedulian mereka terhadapa lingkungannya. Mungkin saja karena mereka saat ini masih merasa nyaman dengan keadaan sekarang, padahal belum tentu kita bisa menikmatinya kembali seperti sekarang ini.

Lalu bagaimana perkiraan tentang keadaan bumi ini untuk jangka waktu kedepannya jika kebiasaan-kebiasaan yang dapat meruntuhkan tempat berlangsungnya kehidupan para mahluk hidup ini terus kita pelihara tanpa ada rasa kesadaran bahwa pada akhirnya akan berdampak pada diri kita sendiri?

Hal-Hal Yang Mungkin Bisa Menghentikan Global Warming

Akankah kita menghentikan mimpi buruk yang akan terjadi dihari esok itu? Kita bisa meminimalisir terjadinya perkembangan dari efek global warming tersebut dengan memulai dari hal yang terkecil terlebih dahulu seperti :

  1. Menggunakan aliran listrik seperlunya, jika memang penggunaan listrik sudah tidak diperlukan lagi lebih segera dimatikan. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan bakar fosil penyumbang besar emisi.

  2. Mengganti bola lampu menjadi berjenis CFL dan disesuaikan dengan daya listrik. Pemakaian bola lampu berjenis ini dapat menghemat penggunaan listrik.

  3. Membersihkan bola lampu, karena debu bisa mengurangi tingkat pencahayaan hingga 5%.

  4. Jika terpaksa memakai pendingin ruangan atau AC (Air Conditioner). Sebelumnya pastikan pintu dan jendela dalam keadaan tertutup pada saat pendingin ruangan dinyalakan.

  5. Mengatur penggunaan alat elektronik menggunakan fasilitas timer, seperti untuk AC, microwave, oven, magic jar, dan lain sebagainya.

  6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.

  7. Mulailah mencoba dalam menanam pohon atau tanaman disekitar lingkungan.

  8. Mengeringkan pakaian diluar rumah agar terkena hembusan angin dan sorotan panas matahari, karena itu lebih baik daripada menggunakan mesin (dryer) yang dapat mengeluarkan emisi karbon dalam jumlah yang cukup banyak.

  9. Pergunakan kendaraan umum untuk mengurangi polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan-kendaraan bermotor.

  10. Menghemat penggunaan kertas, karena proses pembuatan kertas membutuhkan biaya yang cukup besar, ditambah lagi bahan dasar sehingga bisa terbentuknya kertas berasal dari kayu yang dimiliki oleh pepohohonan.

  11. Say no to plastic. Hampir semua sampah-sampah yang berasal dari plastik menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Kita juga dapat mengumpulkannya dan mendaur ulang kembali sampah-sampah plastik yang telah dikumpulkan.

Kita harus sadar bahwa bumi ini tak lagi bersahabat. Akankah kita membiarkan fenomena ini terus berlanjut. Bila ini terus terjadi, maka tak lama lagi kehidupan di muka bumi ini akan musnah.

Untuk lebih dalam lagi mengulas tuntas tentang global warming, silahkan mendownload E-Book gratisnya disini. Selamat membaca! :D

Label: